HUBUNGAN EFIKASI DIRI, PERSEPSI BEBAN KERJA DAN DUKUNGAN ORGANISASI DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH BIMC KUTA
DOI:
https://doi.org/10.33651/jpkik.v5i2.12Keywords:
Burnout, Efikasi Diri, Persepsi Beban Kerja, Persepsi Dukungan OrganisasiAbstract
Latar Belakang dan Tujuan: Perawat dalam pekerjaan sehari-hari sangat rentan mengalami burnout, dimana hal ini perlu dicegah dan ditanggulangi karena akan berdampak pada performa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit. Berbagai faktor mempengaruhi burnout. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan efikasi diri, persepsi beban kerja dan dukungan organisasi dengan burnout pada perawat di RSKB BIMC Kuta.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Juni 2019. Sebanyak 58 responden terpilih dengan menggunakan teknik sensus. Pengumpulan data dilakukan dengan survei menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Analisis data pada uji bivariat menggunakan Chi-square dan pada multivariat menggunakan uji regresi logistik.
Hasil: Sebanyak 44,8% responden diperoleh mengalami burnout dan sebanyak 55,2% tidak mengalami burnout. Pada uji bivariat diperoleh variabel jenis kelamin (p=0,157), lama bekerja (p=0,092), status pernikahan (p=0,136), efikasi diri (p=0,000), persepsi beban kerja (0,000), dan persepsi dukungan organisasi (p=0,001). Kemudian dilakukan uji multivariat diperoleh faktor yang secara independen berhubungan dengan burnout pada perawat diantaranya adalah efikasi diri yang cukup (p=0,002), persepsi beban kerja yang tinggi (p=0,025), dukungan organisasi yang rendah (p=0,024) serta jenis kelamin perempuan (p=0,033).
Simpulan: Variabel yang berhubungan secara indepeneden dengan kejadian burnout diantaranya adalah efikasi diri, persepsi beban kerja, persepsi dukungan organisasi dan jenis kelamin. Pihak rumah sakit diharapkan dapat terus memberikan dukungan untuk para perawat bahkan seluruh karyawan di rumah sakit agar dapat meminimalisir burnout.