Pharmaceutical and Traditional Medicine https://jurnal.poltekmfh.ac.id/index.php/ptm <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Jurnal Pharmaceutical and Traditional Medicine adalah publikasi ilmiah yang memuat hasil penelitian dan kajian analitis kritis dibidang farmasi, pelayanan farmasi dan obat tradisional yang belum pernah dipublikasikan. </span><span style="vertical-align: inherit;">Pernyataan kode etik ilmiah ini merupakan pernyataan kode etik semua pihak yang terlibat dalam proses publikasi jurnal ilmiah ini yaitu pengelola, editor, mitra bestari, dan pengarang / penulis. </span><span style="vertical-align: inherit;">Pernyataan kode etika publikasi ilmiah ini berdasarkan Peraturan Kepala LIPI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Kode Etika Publikasi Ilmiah, yang pada intinya Kode Etika Publikasi Ilmiah ini intinya menjunjung tiga nilai etik dalam publikasi, yaitu (i) Kenetralan, yakni bebas dari pertentangan kepentingan dalam pengelolaan ; </span><span style="vertical-align: inherit;">(ii) Keadilan, yakni memberikan hak kepengarangan kepada yang berhak sebagai pengarang / penulis;</span></span></p> en-US sriidawatiqk@gmail.com (Sri Idawati) danylastchild07@gmail.com (Hardani H M.Si) Wed, 12 Jun 2024 17:49:58 +0800 OJS 3.2.0.2 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Uji Aktivitas Antimikroba Fraksi N –Hexana Kulit Buah Manggis Terhadap Staphylococus aureus https://jurnal.poltekmfh.ac.id/index.php/ptm/article/view/663 <p>Penyakit infeksi merupakan faktor penyakit yang paling banyak di derita di Indonesia dan dunia. Selain virus, bakteri juga salah satu penyebab terjadinya infeksi. Beberapa bakteri yang menyebabkan infeksi diantaranya adalah Shigella flexneri, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus adalah jenis bakteri gram positif yang sering menimbulkan penyakit pada manusia. Infeksi oleh bakteri ini menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda-tanda khas yaitu peradangan, nekrosis, dan pembentukan abses. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Staphylococcus aureus. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental dilakukan untuk membuktikan hipotesis. Penelitian eksperimental adalah penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul akibat dari adanya perlakuan tertentu pada uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Staphylococcus aureus.&nbsp; Populasi dalam penelitian ini adalah buah manggis. Dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah manggis. Sedangkan instrumen penelitian menggunakan hasil uji laboratorium. Hasil penelitian uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Staphylococcus aureus. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan bahwa Fraksi n-heksana ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococus aureus. Dengan Konsentrasi paling efektif yaitu pada konsentrasi 25%. pada konsentrasi 50%, 75% dan 100% sama memiliki konstrasi sedang dari kisaran 7,95-10,77 mm sehingga semua konsentrasi yang di uji termasuk kategori aktivitas antibakteri sedang.</p> Audhea Ananda Kartika, Hardani, Sri Idawati, Evi Fatmi Utami Copyright (c) 2024 Pharmaceutical and Traditional Medicine https://jurnal.poltekmfh.ac.id/index.php/ptm/article/view/663 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0800 UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDUHAN KOMBINASI JAHE (Zingiber officinale), SEREH (Cimbopogon citratus) DAN KAYU MANIS (Cinnamomi burmanii) TERHADAP BAKTERI Eschericia colli https://jurnal.poltekmfh.ac.id/index.php/ptm/article/view/664 <p>Kontaminasi mikroba pada saat ini adalah salah satu masalah yang dihadapi dalam kehidupan manusia yang berkaitan dengan penyebab penyakit infeksi. Pengobatan penyakit infeksi pada&nbsp; umumnya menggunakan obat antibiotik. Namun,&nbsp; penggunaan antibiotik secara berlebihan dapat menimbulkan resiko seperti resistensi bakteri. Salah satu pilihan alternatif pengganti antibiotika dengan menggunakan obat tradisional yang berasal dari tanaman seperti Rimpang Jahe (<em>Zingiber officinale</em>), Batang Sereh (<em>Cimbopogon citratus</em>), Dan Kulit Batang Kayu Manis (<em>Cinnamomi burmanii</em>). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antibakteri seduhan kombinasi jahe, sereh, dan kayu manis terhadap bakteri Eschericia colli serta untuk mengetahui berapa konsentrasi yang paling efektif sebagai antibakteri dari seduhan kombinasi jahe, sereh, dan kayu manis terhadap bakteri Eschericia colli. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode true eksperimental dimana seduhan kombinasi jahe,sereh,dan kayu manis dibuat sebanyak empat konsentrasi yaitu 60%, 45%, 30%, 15% , dengan kontrol positif (+) antibiotik chloramphenicol 250 mg dan kontrol negatif (-) menggunakan aquades. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya zona hambat yang terbentuk&nbsp; pada masing-masing konsentrasi dan kontrol negatif (-), zona hambat yang terbentuk hanya pada kontrol positif (+) dengan diameter rata-rata 24,25 dengan kategori sangat kuat.</p> Khairunnisa, Sri Idawati, Ajeng Dian Pertiwi, Sri Rahmawati Copyright (c) 2024 Pharmaceutical and Traditional Medicine https://jurnal.poltekmfh.ac.id/index.php/ptm/article/view/664 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0800 FORMULASI DAN OPTIMASI SEDIAAN KAPSUL EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica) DENGAN EKSIPIEN VIVAVUR 101 SEBAGAI ADSORBEN https://jurnal.poltekmfh.ac.id/index.php/ptm/article/view/665 <p><strong>Latar belakang : </strong>Tanaman&nbsp; pegagan <em>( Centella asiatica) </em>merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional baik dal;am bentuk bahan segar kering maupun dalam bentuk ramuan. <strong>Tujuan : </strong>&nbsp;untuk mengetahui formulasi dan optimasi sedian kapsul ekstrak daun pegagan&nbsp; dengan eksipien vivavur sebagai adsorben. <strong>Metode : </strong>desain penelitian ini yaitu daun pegagan, sampel adalah sebagian yang diambil dari bahan tersebut adalah daun pegagan <em>( Centella asiatica)</em>. <strong>Hasil : </strong>didapatkan ekstrak pegagan 250 miligram dengan konsentrasi dalam formula (1, 2, dan 3). Masukan amilum jagung pada formula 1 sebanyak 138,3 miligram, formula 2 137,8 miligram dan formula 3 sebanyak&nbsp; 137,3 miligram, lalu masukan aerosil disetiap formula 1 sebanyak 4,5 miligram, formula 2 4,5 miligram, formula 3 4,5 miligram, kemudian masukan&nbsp; ekstrak kental dan vivavur 101 yang sudah di oven selama 30 menit dengan suhu 50<sup>0</sup>C kedalam mortir lalu aduk hingga homogen, kemudian ditambahkan magnesium stereat pada formula 1 sebanyak 1,5 miligram, formula 2 sebanyak 1,5 miligram dan formula 3 sebanyak 1,5 miligram, kemudian masukan&nbsp; talk kedalam setiap formua (1,2, dan 3), aduk hingga homogen, lalu keringkan menggunakan <em>dry oven</em> selama 30 menit dengan suhu 50­<sup>0</sup>C.</p> <p><strong>Kesimpulan : </strong>formulasi sediaan kapsul ekstrak daun pegagan (<em>Centella asiatica) </em>telah memenuhi persyaratan uji evaluasi sediaan kapsul. <strong>Saran : </strong>disarankan untuk mengembangkan penelitian ini tentang daun pegagan dalam bentuk sediaan yang lain.</p> Lili Rosalia, Hardani, Sri Rahmawati, En Purmafitriah Copyright (c) 2024 Pharmaceutical and Traditional Medicine https://jurnal.poltekmfh.ac.id/index.php/ptm/article/view/665 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0800 Formulasi Ekstrak Daun Pegagan (Centella Asiatica) Dan Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai Masker Gel Peel-Off https://jurnal.poltekmfh.ac.id/index.php/ptm/article/view/666 <p>Kulit sangat membutuhkan antioksidan untuk mengatasi dan mencegah <em>stress oksidatif</em> yang berperan penting pada beberapa penyakit seperti <em>artherosklerosis</em>, gagal ginjal kronis, diabetes melitus, kanker, penuaan dini, penyakit <em>cardiovascular</em>, dan penyakit <em>neurologi</em><em>s. </em>Bahan alam telah banyak diketahui dapat digunakan sebagai bahan kosmetik. Salah satunya yaitu daun pegagan (<em>Centella asiatica</em>) dan daun kelor (<em>Moringa oleifera</em>) yang memiliki kandungan antioksidan yang digunakan untuk perawatan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi konsentrasi terbaik dari ekstrak daun pegagan (<em>Centella asiatica</em>) dan ekstrak daun kelor (<em>Moringa oleifera) </em>dalam formulasi sediaan masker gel <em>peel-off.</em> Desain penelitiaan yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian <em>treatment</em>/perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya.</p> <p>Dalam penelitian ini digunakan 5 formulasi yaitu, F1: Kontrol negatif, F2: Konsentrasi ekstrak daun pegagan 2,5% dan ekstrak daun kelor 2%, F3: Konsentrasi ekstrak daun pegagan 5% dan ekstrak daun kelor 4%, F4: Konsentrasi ekstrak daun pegagan 7,5% dan ekstrak daun kelor 6%, F5: Kontrol positif. Formulasi yang paling efektif dan mendekati kriteria dari uji sediaan yaitu pada formulasi yang kedua (F2: Konsentrasi ekstrak daun pegagan 2,5% dan ekstrak daun kelor 2%). Dari hasil penelitian bisa di ambil kesimpulan bahwa Variasi konsentrasi yang terbaik dalam formulasi sediaan masker <em>peel-off</em> dari ekstrak daun pegagan (<em>Centella asiatica</em>) dan ekstrak daun kelor (<em>Moringa oleifera) </em>yang telah dibuat yaitu pada formulasi 2 dengan konsentrasi daun pegagan sebesar 2,5% dan ekstrak daun&nbsp; kelor sebanyak&nbsp; 2%.</p> Titin Agustiningsih, Tuhfatul Ulya, Evi Fatmi Utami, Hardani, Sri Idawati Copyright (c) 2024 Pharmaceutical and Traditional Medicine https://jurnal.poltekmfh.ac.id/index.php/ptm/article/view/666 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0800 Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB https://jurnal.poltekmfh.ac.id/index.php/ptm/article/view/668 <p>Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi disebut sebagai <em>the silent killer </em>karena penyakit mematikan ini sering sekali tidak menunjukkan gejala atau tersembunyi. Terdapat berbagai kelas antihipertensi yang digunakan dalam terapi hipertensi. Sebagian besar pasien memerlukan antihipertensi seumur hidup dengan kombinasi lebih dari satu obat. Evaluasi <em>Drug Related Problems</em> diperlukan untuk meningkatan efektivitas terapi terutama pada penyakit degeneratif seperti hipertensi. <em>Drug Related Problems </em>(DRPs) merupakan kejadian yang melibatkan terapi obat yang dapat mempengaruhi <em>outcome</em> terapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil pengobatan, kategori <em>Drug Related Problems </em>(DRPs) dan persentase kejadian <em>Drug Related Problems </em>(DRPs) pasien hipertensi di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini diambil dari data sekunder (rekam medis) yang ada pada ruang Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB. Hasil penelitian didapatkan 1 pasien berpotensi DRPs, kategori DRPs yang terjadi adalah DRPs kategori kejadian obat yang mungkin terjadi dan kategori kombinasi obat yang tidak tepat atau obat-obatan dan herbal obat-obatan atau obat suplemen makanan. Kejadian DRPs pada penelitian ini sebanyak 5,6%, kejadian non-DRPs sebanyak 94,4% dan persentase tiap kategori DRPs sebanyak 2,12%. Obat yang paling banyak digunakan dalam terapi pasien hipertensi di instalasi rawat Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB adalah amlodipin (33,3%).</p> Baiq Kamilia Apriliani, Ajeng Dian Pertiwi, Evi Fatmi Utami, En Purmafitriah Copyright (c) 2024 Pharmaceutical and Traditional Medicine https://jurnal.poltekmfh.ac.id/index.php/ptm/article/view/668 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0800 UJI EFEK ANTIDIABETES SEDUHAN KOMBINASI JAHE (Zingiber officinale), SEREH (Cymbopogon citratus), DAN KAYU MANIS (Cinnamomum verum) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) https://jurnal.poltekmfh.ac.id/index.php/ptm/article/view/669 <p>Diabetes melitus (DM) atau penyakit kencing manis merupakan penyakit yang disebabkan oleh kelainan yang berhubungan dengan hormon insulin. Jahe, sereh dan kayu manis adalah tanaman tradisional yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat herbal. Seduhan kombinasi dari tanaman tradisional ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengobatan diabetes melitus. Seduhan jahe, sereh dan kayu manis mengandung metabolit sekunder yaitu flavonoid, terpenoid dan tanin,&nbsp; Ketiga senyawa aktif tersebut memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antidiabetes, dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menzgetahui efek antidiabetes seduhan kombinasi JSKM (jahe (Zingiber officinale), sereh (Cymbopogon citratus) dan kayu manis (Cinnamomum verum)) pada mencit jantan (Mus Musculus). Desain dari penelitian ini adalah eksperimental dengan metode analisis datanya menggunakan SPSS 16.0. Pengamatan Waktu penyembuhan dilakukan dengan cara mengamati penurunan kadar gula darah selama 7 hari. Dalam penelitian ini digunakan 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (aquadest), kontrol positif (glibenklamid), dosis P1 (162mg/kgBB), dosis P2 (324mg/kgBB), dan dosis P3 (486mg/kgBB). Dosis yang paling efektif dari uji efek antidiabetes seduhan kombinasi JSKM pada mencit jantan yaitu pada kelompok P3 dengan dosis 486 mg mg/kgBB.</p> Ni Putu Natasya Dewanti, Ajeng Dian Pertiwi, En Purmafitriah, Evi Fatmi Utami Copyright (c) 2024 Pharmaceutical and Traditional Medicine https://jurnal.poltekmfh.ac.id/index.php/ptm/article/view/669 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0800