Main Article Content
Abstract
Hipertensi merupakan gangguan simptomatik yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik ? 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ? 90 mmHg secara persisten pada pemeriksaan yang berulang (Perkeni, 2011). Salah satu terapi farmakologi yang digunakan di untuk menangani kondisi hipertensi adalah golongan penyekat beta yang penggunaannya secara oral. Obat penyekat beta selain memiliki efek terapi sebagai penurun tekanan darah, juga memiliki efek samping potensial yaitu bradikardi dengan persentase 8-10% dan hipotensi ortostatik dengan persentase 9-20% (Kuswardhani, 2011). Efek samping yang ditimbulkan tersebut bersifat fatal karena dapat mengakibatkan pingsan, kejang, bahkan kematian. Menurut Calle Bengtsson (2000) mengenai penggunaan terapi obat penyekat beta pada pasien hipertensi ditemukan bahwa kejadian efek samping obat pada penggunaan obat penyekat beta sangat bergantung pada dosis obat yang digunakan. Semakin besar dosis yang digunakan maka kejadian efek samping obat semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan terapi penghambat beta pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Praya, Kabupaten Lombok Tengah tahun 2021.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan metode analisis deskriptif analitik. Rancangan deskriptif analitik digunakan untuk mendeskripsikan kejadian dalam suatu populasi tertentu dan untuk menguji kebenaran dari hipotesis penelitian. Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien yang menggunakan terapi B-blocker di Rumah Sakit Umum Daerah Praya Kabupaten Lombok Tengah tahun 2021, cara penentuan sampel menggunakan probability sampling, Jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus slovin dan didapatkan hasil sebanyak 55 Sampel.
Hasil Penelitian didapatkan pengguna obat golongan B-blocker sebanyak 55 orang, dengan presentase sebanyak 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan, berdasarkan usia, pasien berumur lebih dari >60 tahun sebanyak 50,9% sedangkan untuk pasien dibawah 60 tahun sebanyak 49,1%. Efek samping obat golongan B-blocker yang dirasakan pasien berupa detak jantung melambat, merasa lemah, nafas pendenk hingga sesak napas, dehidrasi, dan sakit kepala.