Main Article Content

Abstract

Tempe merupakan produk fermentasi kedelai oleh jamur Rhyzopus oryzae/ Rhyzopus oligosporus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak tempe (Glycine max) dengan perbedaan masa fermentasi  terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Pengujian daya hambat antibakteri menggunakan metode difusi sumuran. Penelitian ekstrak tempe yang difermentasi 1x24 jam, 2x24 jam, 3x24 jam dan 4x24 jam pada kosentrasi 50% dengan tiga kali ulangan. Analisa dengan One Way Anova. Hasil penelitian menunjukan tempe yang 1x24 jam diketahui rata-rata zona hambat diameter 23,5 mm, tempe yang 2x24 jam diketahui rata-rata zona hambat diameter 21 mm, tempe yang 3x24 jam diketahui rata-rata zona hambat diameter 18 mm, tempe 4x24 jam diketahui rata-rata zona hambat diameter 17,9 mm dan kontrol positif (+) Ciprofloxacin diketahui rata-rata zona hambat diameter 33 mm. Berdasarkan uji Anova dengan tingkat kepercayaan = 95%, diperoleh hasil yang signifikan yaitu probabilitas (0,000) < ? (0,05), yang berarti bahwa ekstrak tempe (Glycine max) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli yang ditunjukan dengan terbentuknya zona hambat berupa daerah jernih disekitar sumuran yang berisi ekstrak tempe (Glycine max).

Keywords

Ekstrak Tempe (Glycine max), Masa Fermentasi, Daya Hambat, Escherichia cccoli.

Article Details